11/22/2010

Cara Mengambil Spesimen

Jenis jaringan normal

    Spesimen berasal dari hewan maupun tumbuhan besar biasanya dipotong dalam ukuran yang sesuai untuk dipakai pada sayatan selanjutnya. Hasil yang baik biasanya diperoleh dari blok-blok jaringan yang hanya berukuran beberapa millimeter saja. Untuk tujuan tertentu seringkali diperlukan spesimen berukuran dalam millimeter, namun spesimen berukuran kecil akan memberikan hasil yang lebih baik.
Pada waktu membedah dan memisahkan spesimen dari jaringan, organ maupun organisme, hendaknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindarkan terjadinya luka, kerusakan maupun sobekan. Pemotongan sebaiknya menggunakan pisau silet bermata satu. Jika skapel yang dipakai, gunakanlah skapel yang tajam. Bila menggunakan gunting untuk memotong, maka ditempat pemotongan biasanya terjadi kerusakan yang memerlukan  trimming (perautan) sedikit demi sedikit dengan silet. Teknik tertentu lainnya terkadang memerlukan pemecahan ataupun penggerusan yang biasanya tidak dilakukan pada persiapan blok-blok jaringan. Sebagian besar jaringan hewan umumnya lebih alot dan ulet serta lebih tahan terhadap perlakuan yang lebih kasar bila dibandingkan dengan jenis jaringan tumbuhan yang hidup. Jaringan tumbuhan biasanya bersifat agak rapuh, mudah belah maupun rusak.

Spesimen berasal dari hewan

Jaringan hewan dapat diambil dari makhluk tersebut selagi masih dalam keadaan hidup, setelah mengalami pembiusan maupun yang baru saja mati dan sesegera mungkin dimasukkan dalam larutan fiksatif. Organ-organ yang halus sifatnya seperti hati, jantung, buah pinggang maupun testis tikus atau kelinci dapat secara utuh langsung kedalam larutan fiksatif sebelum dipotong atau disayat dalam ukuran yang sesuai. Untuk usus, bila dikehendaki pemotongan dengan ukuran lebih dari satu sentimeter panjangnya, maka sebaliknya dilakukan peninjeksian larutan fiksatif ke dalam lumen usus tersebut agar lapisan mukosa di dalamnya dapat terfisasi dengan baik. Jenis otot maupun saraf sebaiknya direntangkan pada waktu fiksasi. Tulang vertebrata yang ukurannya kecil dapat difiksasi secara utuh, sedang untuk yang berukuran besar, agar dapat mengawetkan sumsum di dalamnya dengan baik, sebaiknya dilakukan  pemotongan baik melintang maupun membujur berukuran 5 – 10 mm terlebih dahulu. Cairan fiksatif mengandung formalin atau yang mengandung 10 – 15 % larutan formalin sudah cukup sesuai untuk memfiksasikan tulang maupun jenis jaringan yang memerlukan proses dekalsifikasi. Formalin mempunyai daya penetrasi yang baik dan melindungi bagian-bagian yang lembut terhadp daya kerja cairan pendekalsifikasi yang digunakan.
Jenis hewan tingkat rendah, seperti anabaena, paramecium, hydra, cacing ataupun jenis serangga umumnya memerlukan jenis perlakuan khusus. Banyak jenis hewan tersebut yang langsung dimasukkan kedalam cairan fiksatif yang sekaligus mematikannya, walaupun ada yang memerlukan pembiusan terlebih dahulu sebelum dijadikan  spesimen yang mendekati keadaan aslinya.
Bahan pembius yang umum digunakan adalah kloroform, eter, alkohol, methanol, kloreton, kokain, ataupun garam magnesium. Setelah pembiussan dapat dimasukkan dalam cairan fiksatif untuk proses selanjutnya.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More