11/29/2010

Dalam Tubuh Kita

Get up close and personal with your innards with these 15 amazing 3D-body shots. Almost all of the following images were captured using a scanning electron microscope (SEM), a type of electron microscope that uses a beam of high-energy electrons to scan surfaces of images. The electron beam of the SEM interacts with atoms near or at the surface of the sample to be viewed, resulting in a very high-resolution, 3D-image. Magnification levels range from x 25 (about the same as a hand lens) to about x 250,000. Incredible details of 1 to 5 nm in size can be detected.
Max Knoll was the first person to create an SEM image of silicone steel in 1935; over the next 30 years, a number of scientists worked to further develop the instrument, and in 1965 the first SEM was delivered to DuPont by the Cambridge Instrument Company as the “Stereoscan.”
Here you’ll experience the power of SEM in a journey of self-discovery that starts in your head, travels down through the chest and ends in the bowels of the abdomen. Along the way, you’ll see what’s normal, what happens when cells are twisted by cancer and what it looks like when an egg meets sperm for the first time. You’ll never see yourself the same way again.

Red blood cells

1 11 Inside the Human Body

Red blood cells
They look like little cinnamon candies here, but they’re actually the most common type of blood cell in the human body – red blood cells (RBCs). These biconcave-shaped cells have the tall task of carrying oxygen to our entire body; in women there are about 4 to 5 million RBCs per microliter (cubic millimeter) of blood and about 5 to 6 million in men. People who live at higher altitudes have even more RBCs because of the low oxygen levels in their environment.

Split end of human hair

Regular trimmings to your hair and good conditioner should help to prevent this unsightly picture of a split end of a human hair.
1 9 Inside the Human Body
Split end of Human Hair

Purkinje neurons

Of the 100 billion neurons in your brain, Purkinje neurons are some of the largest. Among other things, these cells are the masters of motor coordination in the cerebellar cortex. Toxic exposure such as alcohol and lithium, autoimmune diseases, genetic mutations including autism and neurodegenerative diseases can negatively affect human Purkinje cells.
1 7 Inside the Human Body
Purkinje neurons

Tooth plaque

Brush your teeth often because this is what the surface of a tooth with a form of “corn-on-the-cob” plaque looks like.
1 101 Inside the Human Body
Tooth plaque

Alveoli in the lung

This is what a colour-enhanced image of the inner surface of your lung looks like. The hollow cavities are alveoli; this is where gas exchange occurs with the blood.
1 8 Inside the Human Body
Alveoli in the lung

Human egg with coronal cells

This image is of a purple, colour-enhanced human egg sitting on a pin. The egg is coated with the zona pellicuda, a glycoprotein that protects the egg but also helps to trap and bind sperm. Two coronal cells are attached to the zona pellicuda.
1 1 Inside the Human Body

Human egg with coronal cells

11/22/2010

TEKNIK PEMBUATAN SEDIAAN OLESAN DARAH

Metode oles (smear method) adalah suatu cara membuat sediaan dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek. Metode ini dapat dipakai untuk pembuatan sediaan darah, nanah sumsum tulang merah, mukosa mulut, dan mukosa vagina.

Tujuan
Mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan dan alat untuk praktikum teknik pembuatan sediaan dengan metode oles/smear.

Bahan
  1. Darah manusia
  2. Etanol 70 %
  3. Metanol
  4. Larutan Gemsa 3 % dalam methanol
  5. Akuades dingin yang sebelumnya sudah direbus
  6. Entellan
Alat
  1. Gelas obyek dan gelas penutup
  2. Pipet
  3. Jarum Franke
  4. Tissue
  5. Bak pewarnaan
Cara Kerja
  1. Siapkan gelas obyek yang bersih sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
  2. Ambil darah dari ujung jari tangan ke - 3, 4, atau 5 dengan menusuk menggunakan jarum Franke yang sebelumnya baik ujung jari maupun jarum sudah diusap terlebih dahulu dengan etanol 70 %.
  3. Buang tetes darah pertama yang keluar dari ujung jari, dan pakailah tetes darah kedua, ketiga dan seterusnya.
  4. Teteskan darah tersebut pada gelas obyek, kemudian dengan cepat dan hati-hati oleskan darah tersebut dengan memakai gelas obyek lain. Sudut pengolesan yang baik adalah 45o dan saat pengolesan cepat agar didapatkan olesan yang tipis.
  5. Biarkan hasil olesan darah tersebut sampai kering di udara, kemudian fiksasilah dengan metanol selama 5 menit, dengan cara merendam gelas obyek yang sudah diolesi darah tadi ke dalam wadah (staining jar) yang telah berisi metanol.
  6. Biarkan sediaan kering sekali lagi di udara, dengan jalan meletakkan gelas obyek pada posisi berdiri miring di bak pewarnaan. Setelah kering kembalikan pada posisi tidur dengan permukaan berisi olesan di permukaan atas.
  7. Tetesi seluruh permukaan sediaan oles dengan larutan pewarna Giemsa 3 % dan biarkan selama 30 - 40 menit atau lebih lama lagi.
  8. Cuci dengan akuades dingin
  9. Biarkan lagi sediaan oles kering di udara.
  10. Tetesi sediaan oles tadi dengan entellan, terutama pada bagian olesan darah yang diperkirakan sel-selnya tampak jelas, dan dengan segera setelah penetesan entellan, tutup bagian tadi dengan gelas penutup.
  11. Periksa apakah pada saat penutupan tadi terdapat gelembung-gelembung udara, jika ada maka hilangkan dahulu gelembung-gelembung tadi dengan cara menekan gelas penutup dengan jarum.
  12. Biarkan sampai kering, dan supaya rata dapat ditindih dengan menggunakan pemberat, dan beri label pada bagian gelas obyek yang kosong.

Metode Mikroteknik

Metoda yang umum digunakan dalam mikroteknik adalah :
  • Sediaan utuh
  • Sediaan irisan
  • Sediaan uraian
  • Sediaan ulasan
Selain itu masih pula terdapat metoda lain seperti :
  • Sediaan rentang
  • Sediaan gosok
  • Sediaan supravital
METODA SEDIAAN UTUH

Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumbuhan) secara utuh, spesimen kultur, organ maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa, potongan syaraf, pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk asli dengan mempertahankan format-format tiga dimensi. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketebalan serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2 mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbesaran tidak lebih dari 60 kali. Sediaan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai tingkat perbesaran 100 kali.

METODA SEDIAAN IRISAN

Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik baku bagi penyiapan spesimen histologi maupun histopatologi. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan yang umum berkisar 6 – 15 mikron ( 1 mikron = 0,001 mm ). 

METODA SEDIAAN URAIAN

Pengertian menguraikan adalah melakukan pemisahan-pemisahan komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan jarum pengurai. Dengan demikian uraian disini diartikan sebagai pembedahan dalam skala kecil, tingkatannya berbeda antara pembelahan biasa dan pembelahan pengurai. Uraian ini dilakukan  pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi tetapi belum memperoleh proses pewarnaan, maupun pada jenis sediaan yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan. Sebelum uraian biasanya dilakukan berbagai tindakan pendahuluan, misalnya dengan pelunakan tisu keseluruhan ataupun sebagian saja dengan jalan perendaman dalam air atau jenis larutan tertentu. Perlakuan pendahuluan yang umum dilakukan adalah adalah maserasi.

METODA SEDIAAN ULAS

Beberapa jenis tisu dapat disapukan rata pada kaca preparat untuk kemudian diamati baik setelah terlebih dahulu diberi maupun tanpa perwarnaan. Contoh terbaik pada metoda ulas ini adalah darah. Secara umum, jenis cairan yang berisikan sel-sel ataupun komponen-komponen tertentu. Melalui metoda sediaan ulas ini akan dapat ditelaah dengan bantuan mikroskop.
Secara umum jenis tisu yang biasa ditelaah melalui metoda ulas ini adalah ; darah, limfa, cairan sumsum tulang belakang, semen jantan, sediaan air seni serta beberapa lainya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan penglasan atau penyebarannya pada kaca preparat. Untuk jenis larutan yang menganung suspensi yang tinggi densitannya umumnya dicairkan dengan air ataupun serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.

METODA SEDIAAN RENTANG

Pada metoda ini preparat sebelum difiksasi, diperlukan sedemikian rupa sehingga disamping lebih jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntangkan pada saat difiksasi adalah otot, syaraf dan jenis jaringan tipis (selaput pembungkus jantung, hati, saluran pencernaan, dll).

METODA SEDIAAN GOSOK

Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan. Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum dibuat jenis sediaan dengan metoda gosok. Tulang, misalnya tulang paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga berukuran beberapa mili hingga 1 -2 cm. potongan atau serpihan tersebut kemudian digosok pada batu gosok atau jenis lainnya hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop, setelah terlebih dahulu diberi zat warna.

METODA SEDIAAN SUPRAVITAL

Selain jenis-jenis metoda yang memanfaatkan materi yang mengalami pematian dan fiksasi, kita dapat pula belajar banyak dari jaringan-jaringan selagi dalam keadaan hidup, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan serta fungsinya. Sebagai contoh, kita dapat mengamati sirkulasi darah dalam membran yang tipis pada sayap kekelawar, pada mesenteri kodok, telinga mencit, tikus dan kelinci langsung dibawah mikroskop.
Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup, umumnya digunakan zat warna vital seperti yanus green ataupun neutral red, karena sel-sel darah mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Dengan zat-zat warna vital ini kita dapat mempelajari sel-sel secara baik, karena granula dan granulosit, demikian pula nucleus akan terwarnai dengan baik. Karena sitoplasmanya sendiri biasanya tidak akan mewarnai dengan jelas, maka hal ini memungkinkan kita untuk mempelajari perkembangan vakuola dalam sitoplasma misalnya.
Contoh penyiapan sediaan supervital darah adalah :
  • 1 tetes darah diteteskan pada kaca preparat
  • Teteskan pula 1 tetes zat warna (missal yanus green) dengan konsentrasi 0,25 dalam garam fisiologis
  • Tutup dengan kaca penutup
  • Biarkan selama 5 menit
  • Beri lak petrolatum sekeliling tepi kaca penutup.

Salah satu metode yang sering digunakan dalam pembuatan preparat :
A.    Oles
  1. Pembuatan film darah tipis
  2. Pembuatan sediaan oles dari jaringan dengan menggunakan cara sederhana yaitu dengan menekan hati-hati potongan jaringan seperti otak, karena sel mudah lepas maka menggunakan objek dan kaca penutup.
  3. Pembuatan film darah tebal yaitu untuk mengetahui parasit dalam darah.
  4. Pembuatan film nanah tebal.
  5. Metode oles untuk mengetahui siklus estrus pada mencit hingga manusia. Dengan menggunakan metilen blue = 0,1 %.
  6. Sediaan oles untuk melihat kromosom dari leukosit medulla osseum (sumsum tulang). Dengan membuat larutan untuk menghambat aktifitas enzim pembentuk benang-benang spindle, metaphase terhenti sementara ± 24 jam.
Larutan :    
  • Colchicine 0,5 % dalam buffer fosfat pH = 7
  • Hipotonis = 1 bagian Buffer fosfat = 4 bagian Aquadetilatin
  • Fiksatif carnoy = 1 bagian A. Aciticum glacial + 3 bagian methano
Langkah :
  • Suntik burung dengan Colchicine 0,5 % intra muscular
  • Diamkan selama 1,5 – 2 jam atau dibunuh
  • Femus & tibiotarsus dibersihkan dari otot lalu dipotong
  • Diletakkan, sumsum dikeluarkan, sisa sumsum dan lemak dibuang
  • Suspensi ± 30 menit
  • Centrifuge 400 rpm selama 5 menit
  • Supennatan dibuang dan diganti dengan L. Carnoy 3 kali volume sumsum diamkan 5 menit
  • Centrifuge seperti diatas larutan dibuang dan diganti dengan L carnoy diamkan 5 menit
  • Campur dengan hati-hati
  • Pipet suspensi tersebut, tetesi pada objek dan tutup
  • Keringkan kemudian warnai menggunakan Giemsa / acetocarmine / Feulgen
Catatan :
  • Mamalia, Aves = Colchicine dilarutkan dalam buffer pH = 7
  • Ampibhia = Colchicine dilarutkan dalam ringer
  • Larutan hipotonis untuk mamalia Natrium nitrat 1%

Cara Mengambil Spesimen

Jenis jaringan normal

    Spesimen berasal dari hewan maupun tumbuhan besar biasanya dipotong dalam ukuran yang sesuai untuk dipakai pada sayatan selanjutnya. Hasil yang baik biasanya diperoleh dari blok-blok jaringan yang hanya berukuran beberapa millimeter saja. Untuk tujuan tertentu seringkali diperlukan spesimen berukuran dalam millimeter, namun spesimen berukuran kecil akan memberikan hasil yang lebih baik.
Pada waktu membedah dan memisahkan spesimen dari jaringan, organ maupun organisme, hendaknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindarkan terjadinya luka, kerusakan maupun sobekan. Pemotongan sebaiknya menggunakan pisau silet bermata satu. Jika skapel yang dipakai, gunakanlah skapel yang tajam. Bila menggunakan gunting untuk memotong, maka ditempat pemotongan biasanya terjadi kerusakan yang memerlukan  trimming (perautan) sedikit demi sedikit dengan silet. Teknik tertentu lainnya terkadang memerlukan pemecahan ataupun penggerusan yang biasanya tidak dilakukan pada persiapan blok-blok jaringan. Sebagian besar jaringan hewan umumnya lebih alot dan ulet serta lebih tahan terhadap perlakuan yang lebih kasar bila dibandingkan dengan jenis jaringan tumbuhan yang hidup. Jaringan tumbuhan biasanya bersifat agak rapuh, mudah belah maupun rusak.

Spesimen berasal dari hewan

Jaringan hewan dapat diambil dari makhluk tersebut selagi masih dalam keadaan hidup, setelah mengalami pembiusan maupun yang baru saja mati dan sesegera mungkin dimasukkan dalam larutan fiksatif. Organ-organ yang halus sifatnya seperti hati, jantung, buah pinggang maupun testis tikus atau kelinci dapat secara utuh langsung kedalam larutan fiksatif sebelum dipotong atau disayat dalam ukuran yang sesuai. Untuk usus, bila dikehendaki pemotongan dengan ukuran lebih dari satu sentimeter panjangnya, maka sebaliknya dilakukan peninjeksian larutan fiksatif ke dalam lumen usus tersebut agar lapisan mukosa di dalamnya dapat terfisasi dengan baik. Jenis otot maupun saraf sebaiknya direntangkan pada waktu fiksasi. Tulang vertebrata yang ukurannya kecil dapat difiksasi secara utuh, sedang untuk yang berukuran besar, agar dapat mengawetkan sumsum di dalamnya dengan baik, sebaiknya dilakukan  pemotongan baik melintang maupun membujur berukuran 5 – 10 mm terlebih dahulu. Cairan fiksatif mengandung formalin atau yang mengandung 10 – 15 % larutan formalin sudah cukup sesuai untuk memfiksasikan tulang maupun jenis jaringan yang memerlukan proses dekalsifikasi. Formalin mempunyai daya penetrasi yang baik dan melindungi bagian-bagian yang lembut terhadp daya kerja cairan pendekalsifikasi yang digunakan.
Jenis hewan tingkat rendah, seperti anabaena, paramecium, hydra, cacing ataupun jenis serangga umumnya memerlukan jenis perlakuan khusus. Banyak jenis hewan tersebut yang langsung dimasukkan kedalam cairan fiksatif yang sekaligus mematikannya, walaupun ada yang memerlukan pembiusan terlebih dahulu sebelum dijadikan  spesimen yang mendekati keadaan aslinya.
Bahan pembius yang umum digunakan adalah kloroform, eter, alkohol, methanol, kloreton, kokain, ataupun garam magnesium. Setelah pembiussan dapat dimasukkan dalam cairan fiksatif untuk proses selanjutnya.

Pengertian Laboratorium

Umumnya laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan. Dalam arti luas diluar ruangan juga dapat berfungsi sebagai laboratorium. Dengan adanya objek yang akan diamati dan adanya fasilitas laboratorium merupakan tempat mengadakan percobaan dan penelitian.

Dalam pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas kerja dan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol. Di dalam laboratorium biologi siswa mengadakan kontak dengan objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan objek dan gejala yang timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang dikemukakan. Dengan demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan akan memperoleh pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman pertama. Siswa diharapkan memperoleh kesempatan mengembangkan berbagai keterampilan baik motorik maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah, mengembangkan sikap jujur dan bertanggung jawab, dan menyadari bahwa ilmu sebenarnya tidak bersifat statis dan otoriter, melainkan dinamis. Peranan guru dalam kegiatan laboratorium adalah kapan guru mengambil bagian dan kapan siswa diberi kesempatan melibatkan diri. Mengenai bentuk kegiatan apapun yang dilaksanakan dalam laboratorium yang diutamakan adalah pengembangan kemampuan siswa.

11/20/2010

ASI ( Air Susu Ibu) bagian 2

Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu. Menurut I Dewa Nyoman Supariasa Dkk (2001, 109-112), diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu

1) KolostrumKolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature. Lebih banyak mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI mature dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI mature. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI mature. Ph lebih alkali. Total energinya hanya 58 kalori/100 ml kolostrum. Vitamin yang larut lemak lebih banyak dbandingkan ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin dibandingkan ASI mature. Volume kolostum berkisar 150-300 ml/ 24 jam.
2) ASI Peralihan
Air Susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke sepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingka kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum.
3) ASI Mature
ASI Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh atau setelah minggu ke tiga sampai minggu ke empat dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI mature ini adalah Cairan berwarna kekuning- kuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Ph 6,6-6,9. Terdapat anti microbial faktor. Kadar air dalam ASI mature 88 gram/ 100 ml. Volume ASI mature antara 300- 850 ml/ 24 jam.

Volume ASIPada bulan- bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari- hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi sebanyak 700- 800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500- 700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi.400-600 cc pada bulan ke 2 dan 300- 500 cc pada tahun ke 2 usia anak (Depkes RI, 2001:16).
Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume dalam susu yang dapat diproduksi meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah ASI yang sedikit. Emosi seperti tekanan (stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu- minggu pertama menyusui (Sunoto 2001:17).

ASI ( Air Susu Ibu) bagian 1

Definisi ASIAir Susu Ibu adalah makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Solihin Pudjiadi, 2000:14).
ASI eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan (Oetami Roesli, 2000:3).

Manfaat ASI
Pemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungan

Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi
ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kwantitasnya (Oetami Roesli, 2000:6).
ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare , juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya (Oetami Roesli, 2000:7).
ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien- nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi antara lain. Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. Asam Lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi (Oetami Roesli, 2000:8).
ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Oetami Roesli, 2000:9).

Manfaat ASI bagi IbuMengurangi perdarahan setelah melahirkan, apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti.
Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil (Oetami Roesli, 2000:10-11).
Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif (Oetami Roesli, 2000:12).
Lebih ekonomis dan mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan untuk menyusui dan persiapan untuk pembuatan susu formula.

Manfaat ASI bagi NegaraPenghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapka susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara (Oetami Roesli, 2000:14).
Manfaat ASI bagi LingkunganASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi (Oetami Roesli, 2000:15).

Gambar cara menyusui bayi anda

bersambung ASI ( Air Susu Ibu) bagian 2

Prestasi Belajar

Belajar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan budaya yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan persepsi manusia.

Ada beberapa konsep tentang belajar:
  1. Menurut W.S Winkel dalam Hamalik (2003:28), belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat menetap atau konstan.
  2. Belajar menurut James O. Whittaker adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman (Darsono, 2000:4).
  3. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003:59).
  4. Belajar menurut Morris L. Bigge adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis (Darsono, 2000:3).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan dari diri seseorang meliputi ranah kognitif, afektif, psikomotorik akibat adanya latihan, pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya. 

Belajar mengandung 3 (tiga) hal pokok, yaitu:
  1. Belajar sebagai suatu proses yang akan menghasilkan perubahan perilaku.
  2. Perubahan perilaku dalam belajar terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
  3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Metode Pembelajaran ( Permainan )

Metode dapat berarti cara ilmiah, jalan, prosedur ilmiah, dengan istilah lain metode yaitu cara yang dianggap efisien yang digunakan guru untuk menyampaikan mata pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
 
Metode pembelajaran matematika dengan permaianan yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan alat peraga atau sesuai dengan kreatifitas guru sehingga menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
 
Aspek-aspek yang berhubungan dengan metode permainan diantaranya yaitu : pengamatan, menafsir, menerapkan, dan mengkomunikasikan pembelajaran dengan permainan.

Karakteristik Metode Permainan
  • Lebih banyak mengaktifkan siswa
  • Banyak menggunakan media/alat peraga, baik media asli maupun media yang lain.
  • Membutuhkan kreatifitas guru
  • Membutuhkan waktu yang lama
  • Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran
  • Dapat menciptakan pemahaman siswa dan daya ingat siswa tidak akan mudah hilang.

Ekologi Hewan


Kelangsungan hidup suatu organisme terlihat dari kenyataan tetap lestarinya jenis organisme tersebut melalui adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakkan. Organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan serta memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi akan tinggi populasinya, seperti nyamuk dan tikus, sedangkan organisme yang kemampuan reproduksinya sedikit dan diiringi dengan rendahnya daya adaptasinya akan terancam kepunahan. (Kimball, 1996 : 134)

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang senantiasa berubah-ubah. Perubahan ini bisa berlangsung cepat ataupun lambat, karena lingkungan berubah maka agar makhluk hidup dapat bertahan hidup, dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.(Prawirohartono, 2005 : 79)

Manusia mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya melebihi dari makhluk lainnya. Disamping itu manusia juga mampu mengubah lingkungannya sesuai dengan hidup dan kemampuannya, dengan cara adaptasi ini maka kelestarian makhluk hidup dapat terjamin. Jika suatu makhluk hidup telah beradaptasi dengan lingkungannya maka makhluk hidup itu sangat sulit untuk berpindah tempat ke lingkungan lain. Jika ingin pindah maka ia pun harus menyesuaikan diri kembali dengan lingkungannya yang baru. Organisme melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan beberapa cara, yaitu adaptasi morfologi (penyesuaian bentuk), adaptasi fisiologi (penyesuaian fungsi) dan adaptasi behavioral (penyesuaian tingkah laku).


Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh atau alat-alat tubuh terhadap lingkungannya untuk kelangsungan hidup jenisnya, yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Cara ini merupakan adaptasi yang paling mudah dikenal dan dapat terlihat dari luar, contoh :
  • Bentuk paruh burung yang bermacam-macam sesuai dengan makanannya
  • Bentuk kaki burung yang bermacam-macam sesuai dengan habitatnya
  • Berdasarkan cara mengambil makanannya, mulut serangga dibagi menjadi 4 macam yaitu penjilat, penusuk, penggigit dan penghisap.
  • Ciri-ciri organ yang terdapat pada tumbuhan xerofit sesuai untuk hidup di tempat yang kering
  • Ciri-ciri organ yang terdapat pada tumbuhan higrofit sesuai untuk hidup ditempat yang basah/lembab
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh terhadap keadaan lingkungan. Adaptasi ini sangat sulit, sebab menyangkut fungsi fisiologis dalam tubuh, seperti reaksi-reaksi biokimia dalam saluran pencernaan. Contoh :
  • Hewan herbivora memiliki enzim selulase untuk mencernakan senyawa selulosa
  • Orang yang tinggal dipegunungan yang tinggi memiliki jumlah sel darah merah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tinggal di daerah pesisir.
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh :
  • Rayap suka memakan kembali kulitnya yang mengelupas untuk mendapatkan kembali hewan flagellata penghasil enzim selolase pada usus belakangnya yang ikut mengelupas bersama kulitnya.
  • Pemutusan ekor (autotomi) pada kadal dan cecak pada keadaan tertentu
  • Mamalia yang hidup di air secara berkala muncul ke permukaan air untuk mengambil oksigen

Seleksi Alam

Setiap makhluk hidup harus berusaha untuk mendapatkan segala keperluan untuk kelangsungan hidupnya, misalnya cahaya, makanan, air dan tempat tinggal. Karena kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut terbatas maka akan terjadi persaingan diantara makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup yang menang dalam persaingan akan hidup terus, sedangkan makhluk hidup yang kalah akan mati atau mencari habitat lain dan harus beradaptasi terhadap lingkungan yang baru, sehingga terjadi penyesuaian evolusi.

Dengan demikian alam mengadakan seleksi terhadap individu-individu yang ada didalamnya. Proses inilah yang disebut dengan seleksi alam. Contoh :
  • Terjadinya spesies baru burung Finch (pipit) di kepulauan Galapagos yang terletak di kawasan Amerika Selatan.
  • Terbentuknya leher jerapah yang panjang.
  • Punahnya Dinosaurus.

Perkembangbiakkan

Untuk menjaga kelangsungan hidup spesiesnya dari kepunahan, organisme dapat melakukan reproduksi, baik yang dilakukan secara vegetatif (aseksual/tidak kawin) ataupun generatif (seksual/ kawin). Pada tumbuhan perkembangbiakkan generatif dilakukan dengan membentuk organ perkembangbiakkan yang disebut dengan bunga, sedangkan untuk perkembangbiakkan secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan organ khusus yang berlangsung secara alamiah atau buatan.

Pada hewan tingkat tinggi dan manusia reproduksi berlangsung secara generatif atau seksual sedangkan pada hewan tingkat rendah dapat berlangsung secara vegeratif.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More